Pengaruh Gel Ekstrak Buah Okra (Abelmoschus esculentus L.) pada Luka Mencit Hiperglikemik

Buah okra (Abelmoschus esculentus L.) dikenal karena kandungan nutrisinya yang kaya dan potensi manfaat kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh gel ekstrak buah okra terhadap penyembuhan luka pada mencit dengan kondisi hiperglikemik. Hiperglikemia dapat memperlambat proses penyembuhan luka dan menyebabkan komplikasi, sehingga mencari terapi alternatif dari bahan alami menjadi penting.

Metode

  1. Persiapan Ekstrak Buah Okra
    • Pengumpulan Buah: Buah okra segar dikumpulkan dan dicuci bersih.
    • Ekstraksi: Buah okra dipotong kecil-kecil dan diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi selama 72 jam. Ekstrak kemudian disaring dan diuapkan untuk mendapatkan ekstrak etanol kental.
  2. Formulasi Gel
    • Bahan-Bahan:
      • Ekstrak buah okra
      • Gel base (misalnya, karbopol, hidrokoloid)
      • Pengental (misalnya, xanthan gum)
      • Air destilata
    • Metode Pembuatan:
      • Ekstrak buah okra dicampur dengan gel base dan pengental, kemudian diaduk hingga homogen.
      • Gel dihomogenisasi dan disterilkan sebelum digunakan.
  3. Model Mencit Hiperglikemik
    • Induksi Hiperglikemia: Mencit hiperglikemik diinduksi dengan injeksi intraperitoneal streptozotocin (STZ) pada dosis 50 mg/kg.
    • Pengelompokan: Mencit dibagi menjadi empat kelompok:
      • Kelompok Kontrol: Luka yang diobati dengan gel dasar tanpa ekstrak.
      • Kelompok Ekstrak 5%: Luka yang diobati dengan gel ekstrak buah okra dengan konsentrasi 5%.
      • Kelompok Ekstrak 10%: Luka yang diobati dengan gel ekstrak buah okra dengan konsentrasi 10%.
      • Kelompok Positif: Luka yang diobati dengan gel standar (misalnya, gel antiseptik).
  4. Pembuatan Luka
    • Luka dibuat pada punggung mencit dengan menggunakan alat pembuat luka steril untuk mengevaluasi proses penyembuhan.
  5. Evaluasi
    • Ukuran Luka: Ukuran luka diukur setiap hari untuk menentukan kecepatan penyembuhan.
    • Histopatologi: Setelah periode pengobatan (misalnya, 14 hari), mencit dikorbankan, dan jaringan luka diambil untuk analisis histopatologi untuk mengevaluasi proses penyembuhan dan regenerasi jaringan.
    • Gula Darah: Tingkat glukosa darah diukur secara berkala untuk memastikan hiperglikemia tetap terkendali.

Hasil dan Diskusi

  1. Ukuran Luka
    • Kelompok Kontrol: Luka menunjukkan penyembuhan yang lambat dengan ukuran yang tidak banyak berubah selama periode pengobatan.
    • Kelompok Ekstrak 5% dan 10%: Luka pada kelompok ini menunjukkan penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan konsentrasi ekstrak okra menghasilkan penyembuhan luka yang lebih baik.
    • Kelompok Positif: Gel standar menunjukkan hasil penyembuhan luka yang baik, tetapi gel ekstrak okra 10% menunjukkan hasil yang sebanding atau lebih baik.
  2. Histopatologi
    • Jaringan luka dari kelompok yang diobati dengan ekstrak okra menunjukkan regenerasi jaringan yang lebih baik dengan pembentukan jaringan granulasi dan kolagen yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.
  3. Gula Darah
    • Tidak ada perubahan signifikan dalam kadar glukosa darah antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, menunjukkan bahwa pengobatan dengan gel ekstrak okra tidak mempengaruhi kontrol glukosa darah.

Kesimpulan Gel ekstrak buah okra (Abelmoschus esculentus L.) menunjukkan potensi sebagai agen penyembuh luka pada mencit hiperglikemik. Formulasi gel dengan konsentrasi ekstrak okra 10% menunjukkan hasil yang paling baik dalam hal penyembuhan luka dan regenerasi jaringan. Penelitian ini mendukung penggunaan buah okra sebagai alternatif terapeutik untuk mempercepat penyembuhan luka pada kondisi hiperglikemik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.